Rizki Ardiyanto Ramadhan, Mahasiswa Kedokteran Hewan UWKS Angkatan 2023.
Surabaya, Siasat ID – Dalam beberapa tahun terakhir, kesejahteraan hewan semakin menjadi perhatian di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan hewan, baik hewan peliharaan, ternak, hingga hewan liar yang dilindungi. Salah satu wacana yang mulai mengemuka adalah pembentukan sistem jaminan kesehatan untuk hewan, yang dikenal sebagai BPJS Hewan. Gagasan ini muncul pertama kali oleh DPRD DKI Jakarta sebagai respons atas tingginya biaya pengobatan hewan serta keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan hewan yang memadai.
BPJS Hewan adalah gagasan sistem jaminan sosial berbasis keanggotaan atau subsidi pemerintah yang memberikan perlindungan finansial terhadap kebutuhan medis hewan. Konsepnya mirip dengan BPJS Kesehatan untuk manusia, namun difokuskan pada layanan kesehatan hewan seperti pemeriksaan rutin, vaksinasi, penanganan penyakit, hingga tindakan medis darurat. Namun sebelum melangkah lebih jauh mengenai BPJS Hewan alangkah lebih baiknya kita memperbaiki dan melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan hewan yang ada di Indonesia terlebih dahulu. Wacana BPJS Hewan ini perlu pertimbangan yang sangat matang agar penerapan kedepan tidak memunculkan permasalahan baru bagi bidang kesehatan hewan.
Menurut Ardi, terdapat beberapa dampak positif jika adanya program BPJS Hewan di Indonesia yaitu terjadinya peningkatan kesejahteraan hewan, dimana hewan-hewan akan lebih mudah mendapatkan perawatan medis berkualitas karena biaya pengobatan lebih terjangkau atau bahkan gratis bagi kelompok tertentu.
“Lalu dukungan untuk masyarakat menengah kebawah yang sering kesulitan menangani penyakit hewan karena keterbatasan dana dapat terbantu dengan adanya BPJS Hewan. Kemudian pencegahan penyakit zoonosis dengan layanan kesehatan yang lebih merata, potensi penularan penyakit dari hewan ke manusia (zoonosis) seperti rabies bisa ditekan secara signifikan,” ucap Ardi, Senin (16/6/2025).
Selain dampak positif Ardi juga menegaskan terdapat beberapa tantangan apabila BPJS Hewan ini berhasil diimplementasikan yaitu biaya dan beban anggaran negara bertambah, dimana dalam penerapannya BPJS Hewan memerlukan dana besar, jika tidak dikelola dengan efisien, bisa membebani APBN atau menyaingi alokasi untuk sektor lain. Kemudian adanya indikasi moral hazard dan penyalahgunaan, akan ada potensi pemilik hewan menyalahgunakan sistem untuk memperoleh pengobatan gratis secara berlebihan atau tidak bertanggung jawab atas kesehatan hewan mereka.
“Dengan adanya BPJS Hewan, diharapkan tidak ada lagi pemilik hewan yang ragu membawa hewannya ke dokter karena terkendala biaya, sehingga angka kematian dan penularan penyakit antar hewan maupun ke manusia dapat ditekan. BPJS Hewan bukan sekadar wacana idealis, tetapi sebuah langkah revolusioner untuk mewujudkan Indonesia yang lebih peduli pada kesejahteraan hewan dan kesehatan publik secara luas. Meski masih banyak tantangan yang harus dihadapi, kehadiran BPJS Hewan di masa depan diharapkan menjadi simbol komitmen bangsa terhadap makhluk hidup lain yang juga berhak mendapatkan perlindungan,” terang Ardi.