• Latest
  • Trending
  • All
Cedo Oha, Jejak Peradaban Masyarakat Do Ompu

Cedo Oha, Jejak Peradaban Masyarakat Do Ompu

November 13, 2023

Nasib Pembangunan Jalan Batulanteh (Tepal-Baturotok) Menuntut Jawaban Resmi

Oktober 15, 2025
Tamparan dari Cimarga untuk Dunia Pendidikan

Tamparan dari Cimarga untuk Dunia Pendidikan

Oktober 15, 2025

Hutan Adat Ditebang, Suara Adat Tidak Didengar: Seruan Keadilan dari Komunitas Masukih, Gunung Mas

Oktober 14, 2025
Ketua KNPI Mimika Ajak Seluruh 18 DPC KNPI Sukseskan Rapimda dan Musda Mimika

Ketua KNPI Mimika Ajak Seluruh 18 DPC KNPI Sukseskan Rapimda dan Musda Mimika

Oktober 12, 2025
Ijin Pertambangan Rakyat, BEM Nusantara Bali-Nusra: Apa Maksud Polda NTB Berada di Balik Ini Semua?

Ijin Pertambangan Rakyat, BEM Nusantara Bali-Nusra: Apa Maksud Polda NTB Berada di Balik Ini Semua?

Oktober 11, 2025
Musdus Dusun Pamulung Kembali Ditunda, Pemerintah Desa dan BPD Sedang ke Mana? Dan ada apa?

Musdus Dusun Pamulung Kembali Ditunda, Pemerintah Desa dan BPD Sedang ke Mana? Dan ada apa?

Oktober 11, 2025

GMNI Ingatkan Gubernur Baru: Isi Jabatan Eselon Berdasarkan Kinerja, Bukan Politik

Oktober 9, 2025

BBM Langka di Pertamini Mimika, Eceran Hingga 50 Ribu Per Botol

Oktober 7, 2025

Wujudkan Implementasi Kerjasama Internasional, FISIP USB YPKP Gelar ICoBAC ke-2

Oktober 6, 2025

Jelang HUT Ke-74 Theofani, Seluruh Elemen Masyarakat Mimika Diajak Sukseskan Perayaan

Oktober 5, 2025
RUU KUHAP: Jalan Terjal Menuju Negara Polisi, Ancaman Nyata bagi Demokrasi

Bensin Pertamax dan Pertalite Langka di SPBU Mimika, Pemerintah Dideak Bertindak Cepat

Oktober 4, 2025

Desa Wisata Kampung Paife Diresmikan, Wujudkan Perlindungan Adat dan Pemberdayaan Masyarakat Kamoro

Oktober 3, 2025
  • Pengelola
  • Pedoman Pemberitaan
Kamis, Oktober 16, 2025
  • Login
Siasat
  • Home
  • Peristiwa
  • Nusantara
  • Ekonomi Bisnis
  • Budaya
No Result
View All Result
Siasat
No Result
View All Result
Home Budaya

Cedo Oha, Jejak Peradaban Masyarakat Do Ompu

in Budaya
0
Cedo Oha, Jejak Peradaban Masyarakat Do Ompu
25
SHARES
280
VIEWS
Share on FacebookShare on Whatsapp

Dompu, Siasat.Id – Cedo Oha (centong nasi) ini merupakan centong yang digunakan oleh masyarakat Bima – Dompu pada umumnya di masa lalu. Jadi sebelum masyarakat mengenal centong buatan pabrik seperti sekarang ini, maka centong inilah yang digunakan untuk mengambil nasi dalam roa (priuk).

Cedo ini terbuat dari batok kelapa yang kemudian dipasangkan kayu ditengahnya dengan pengait dari potongan kayu agar kuat dan tidak mudah copot. Batok kelapa ini dibuat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Bahkan tidak semua orang bisa membuat Cedo ini dan dibutuhkan keahlian khusus dalam m
pembuatannya.

RelatedPosts

Jelang HUT Ke-74 Theofani, Seluruh Elemen Masyarakat Mimika Diajak Sukseskan Perayaan

Desa Wisata Kampung Paife Diresmikan, Wujudkan Perlindungan Adat dan Pemberdayaan Masyarakat Kamoro

Regenerasi Rudat dan Partisipasi Riang Pelajar Mataram

Bahkan konon, jika menggunakan Cedo ini, nasi akan memberi rasa yang berbeda ketimbang menggunakan centong plastik. Karena diyakini batok kelapa sebagai bahan baku dalam pembuatan Cedo ini mengandung aroma yang khas jika digunakan untuk menanak nasi.

Namun sayang, penggunaan Cedo ini sudah jarang lagi digunakan oleh masyarakat. Entah apa alasannya, belum ada riset ilmiah yang mengungkapkan kurangnya minat masyarakat menggunakan lagi Cedo yang terbuat dari batok kelapa ini. Yang sebenarnya, Cedo ini bisa bertahan lama, bahkan puluhan tahun lamanya.

Bukan saja sudah jarang digunakan lagi, bahkan sebagian orang sudah tidak mengingat kapan terakhir mereka menggunakan Cedo ini saat menanak nasi. Karena banjirnya barang buatan pabrik yang masuk ke desa-desa nampaknya memberi dampak yang begitu signifikan terhadap bergesernya penggunaan peralatan kehidupan yang dinilai tradisional kemudian beralih ke peralatan buatan pabrik.

Maemunah (60) satu di antara masyarakat Do Ompu wilayah Dompu selatan yang masih sesekali menggunakan Cedo ini dalam kesehariannya di dapur. Karena selain sebagai alat mengambil nasi di dalam priuk, Cedo ini pun juga bisa digunakan untuk mengambil kuah.

“Cedo ini sudah lama sejak orang tua saya dulu, dan sesekali masih saya gunakan walau di dapur juga sudah ada beberapa Cedo plastik” ungkpanya, Sabtu, (11/11/23).

Diakuinya, Cedo tradisional memiliki beragam bentuk, tergantung keahlian pembuatnya. Namun demikian tetap menggunakan bahan baku dari batok kelapa. Menurutnya, bertahan lama dan tidaknya tergantung cara penggunaan dan batok kelapanya.

“Kan ada batok kelapa yang kropos dan biasanya hanya beberapa tahun saja digunakan sangat cepat rusak dan kayunya pun sebagai gagangnya juga harus bagus” terangnya.

Pada masyarakat sekarang, lanjutnya, memang sudah jarang menggunakan Cedo seperti ini. Mereka lebih memilih dan membeli Cedo yang dijual orang di kios-kios atau ada mobil yang menjual segala peralatan rumah tangga yang sering masuk ke gang-gang kampung.

“Mungkin lebih praktis ya kalau menggunakan Cedo plastik dan tidak berat jika di bawa ke sawah atau ladang” tutupnya

Tags: BimaDompu
Share10SendShare
Siasat ID

Siasat ID

surel: siasatindonesia [at] gmail.com

Siasat

Copyright © 2023 Siasat.ID.

Navigate Site

  • Pengelola
  • Pedoman Pemberitaan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Nusantara
  • Ekonomi Bisnis
  • Budaya

Copyright © 2023 Siasat.ID.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In