Ciputat, Siasat ID – Muh. Nur Muhaimin, Boy sapaan akrabnya, resah dengan semakin memudarnya rasa kebanggaan mahasiswa yang berasal dan berketurunan dari Sulawesi Selatan. Menurutnya, justru dengan rasa bangga itu, bisa memupuk rasa persatuan sesama bangsa dan juga memudahkan dalam meraih kesuksesan.
Dia mencontohkan, tokoh-tokoh kelahiran dan keturunan dari Sulawesi Selatan banyak berperan dalam kancah nasional, baik sebagai politisi, pengusaha dan akademisi. Semua itu tidak lain karena mental yang terbangun dari alam bawah sadar. Pemicunya adalah rasa Siri na Pacce.
“Jika kebanggaan itu memudar atau bahkan hilang, sudah pasti kita tidak memiliki kepribadian,” ujarnya pada acara Pembukaan Penulisan Jurnal Penelitian Budaya Lokal yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Insan Cita (16/8/2023) di Surabaya.
Karena itu, Boy tidak menampik dirinya untuk maju menjadi Ketua Umum Pengurus Besar IKAMI Sul-Sel. Sebab menurutnya, budaya Sulawesi Selatan adalah tidak menyukai basa-basi.
“Kalau maju ya maju, mundur ya mundur!,” paparnya.
“IKAMI SULSEL adalah wadah yang tua dan salah satu organisasi paguyuban terbesar di Indonesia, sayang jika modal ini tenggelam oleh kecanggihan transformasi digital, fokus pada produktifitas kegiatan dan eksistensi adalah kunci,” lanjutnya.
Sesuai dengan keresahannya, Boy membawa visi “Aktivasi kekuatan lokal sebagai wujud eksistensi IKAMI SULSEL melalui gerakan kolaborasi” dengan harapan Indonesia mampu menempuh golden era dengan langkah berkepribadian di bidang budaya sebagaimana tercantum dalam konsep trisakti dari founding fathers kita.
“IKAMI SULSEL yang tersebar di berbagai daerah mesti menjadi garda terdepan untuk penyadaran bagi pemuda lokal bahwa dengan kekuatan lokal kita bisa bersaing dengan negara-negara yang fokus dengan transformasi digital, solusinya bukan sebagai konsumen tapi kita harus punya landasan sebagaiman founding fathers pesankan ke kita yakni berkepribadian di bidang budaya kita bisa membawa kita pada golden era,” harapnya.
Muhaimin juga menjelaskan bahwa spirit anak muda harusnya diakomodir untuk kepentingan bersama dalam memajukan Indonesia bukan untuk kepentingan sepihak apalagi yang sifatnya mengadu domba satu sama lain.(Mudding)