Jakarta, Siasat ID – Sejumlah serikat pekerja transportasi yang tergabung dalam dalam para pekerja transportasi perkotaan International Transport Workers’ Federation (ITF) bersama Masyarakat Pekerja Seni Indonesia (MPSI) memperingati May Day 2024.
Ada dua tempat yang dijadikan sebagai tempat peringatan Hari Buruh yang dilaksanakan pada Rabu (1/5/2024) itu. Pertama di Lapangan Stasiun Gambir dan kedua di Taman Ismail Marzuki Jakarta.
Menariknya, peringatan yang digelar ITF dan MPSI ini sangat jauh berbeda dengan kaum buruh yang lebih melakukan orasi dengan berbagai permintaan. Namun sebaliknya ITF dan MPSI merayakan hari buruh dengan menggelar kampanye ‘The Future is Publict Transport’ dan pagelaran seni dan budaya
Ketua MPSI Mujib Hermani mengatakan jika peringatan hari Buruh tidak harus merayakan dengan melakukan demo dan berorasi.Namun juga dilakukan secara halus dengan menampilkan beragam budaya dan kesenian.
Menurutnya, dengan seni dan budaya apapun keluhan masyarakat terhadap masyarakat dapat terangkum semua. Sehingga harapannya sindiran lewat budaya dan seni itu dapat membuka mata pembuat kebijakan yaitu pemerintah.
“Peringatan May Day tahun ini MPSI berkolaborasi bersama ITF, dengan menyuarakan aspirasi lewat pagelaran seni dan budaya,” kata Mujib dalam keterangannya Kamis (2/5/2024).
Pria kelahiran Sumbawa ini juga merinci jika kegiatan yang digelar itu terdiri dari carnaval, panggung budaya, street fashion dan tari-tarian. Serta pertunjukan musik, pembacaan puisi dan mural.
Bahkan Mujib juga menyebut, pihaknya juga akan kembali berkolaborasi dengan ITF untuk menggelar acara pentas seni multimedia. Dengan tajuk.
“Monumen Perempuan Pekerja:Sebuah Kesaksian” yang diperankan oleh para perempuan pekerja transportasi publik
Selain kegiatan budaya dan seni, dalam kegiatan itu juga dilakukan kampanye
‘The Future is Publict Transport’ tentang perubahan Iklim untuk pekerja transportasi perkotaan. Ada 10.point yang termaktub dalam kampanye yang dikenal Just Transisi (JT) itu.
Ke 10 poin tersebut adalah, pertama jalan menuju formalisasi, kedua tambahan upah ketika terjadi cuaca ekstrim, ketiga jaminan pekerjaan untuk pekerja transportasi perkotaan, ke empat dukungan bagi pensiunan dan pekerja menjelang pensiun, dan kelima hak sehat dan selamat.
Kemudian di point ke enam transportasi Kota yang demokratis, ketujuh keterlibatan sektor publik, kedelapan kedaulatan teknologi kesembilan perubahan moda, dan terakhir kesetaraan gender.

Koordinator Lapangkan ITF Enung Yani mengatakan jika JT ini
harus inklusif dan demokratis.Sehingga harapannya para pembuat kebijakan system transportasi, dapat melibatkan para pemangku kepentingan untuk duduk bersama memikirkan Solusi terbaik.
“Just Transisi untuk pekerja transportasi perkotaan ini adalah solusi untuk sosial, ekonomi dan lingkungan di masa kini, esok dan selamanya,” tukasnya.
Berikut para serikat pekerja yanb hadir
Serikat Pekerja Kerta Api (SPKA), Serikat Pekerja Dirgantara, Digital dan Transportasi (SPDT-FAPMI), Serikat Pekerja Transportasi Jakarta (SPTJ) dan Serikat Pekerja Mass Rapid Transit (SPMRT) dan Masyarakat Penggiat Seni Indonesia (MPSI). (sir)