Lumajang, Siasat ID – Paguyuban Tosan Aji Adipati Nambi Lumajang mengambil langkah proaktif dalam memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia, khususnya melalui pusaka keris dan ritual jamasan keris. Bertempat di Sekretariat Paguyuban Tosan Aji Adipatih Nambi pada Jumat (04/07/2025).
Paguyuban kali ini menyambut hangat sejumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Lumajang, memberikan mereka pengalaman budaya yang mendalam dan tak terlupakan.
Adin Malik selakku Ketua Paguyuban Tosan Aji Adipati Nambi Lumajang, mengatakan tujuan kegiatannya, untuk membuka wawasan turis asing tentang filosofi adiluhung yang terkandung dalam setiap bilah keris, sebuah warisan budaya tak benda yang telah diakui UNESCO.
“Kami ingin ‘bule’ atau wisatawan luar ini tidak hanya menikmati keindahan alam Lumajang, tetapi juga merasakan kekayaan spiritual dan sejarah yang melekat pada keris,” ujarnya
Adin Malik berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan untuk mempromosikan keris sebagai ikon budaya Indonesia di kancah internasional.
“Semoga semakin banyak wisatawan yang tertarik untuk belajar dan memahami kekayaan budaya kita, sehingga keris semakin dikenal dan dihargai di seluruh dunia,” pungkasnya
Dalam puncak acara yang paling menarik perhatian adalah demonstrasi jamasan pusaka atau prosesi pencucian keris. Wisatawan menyaksikan langsung ritual yang sarat makna ini, mulai dari persiapan ubarampe hingga tahapan membersihkan bilah keris dengan cairan khusus.
“Jamasan bukan sekadar mencuci, ini adalah ritual pembersihan energi dan pemuliaan pusaka yang kami warisi dari leluhur,” jelas Abdu salam yang merupakan wakil ketua dari Paguyuban Adipati Nambi .
Beberapa wisatawan bahkan berkesempatan memegang keris dengan bimbingan dan pengawasan ketat, menambah kesan mendalam pada kunjungan mereka.
Lanjut Abdu Salam salah satu anggota paguyuban, wisawatan merupakan kelompok relawan yang berasal dari berbagai negara yang hadir sekalian membantu edukasi pendidikan bahasa luar negeri juga memperkenalkan wisata yang di kunjungi ke luar negeri dan tinggal sementara di Omah Sinau Gesang Lumajang.
Dan beberapa anggota paguyuban juga sempat memberikan beberapa cindera mata berupa aksesoris hasil kerajinannya kepada masing masing wisatawan tersebut.

Respon sangat positif.dari masing wisatawan diantaranya ada Giulia dari Italy, Anouk dari Perancis, Ainhoa dari Spanyol, Julie dari France, mengungkapkan kekaguman dan apresiasi atas kesempatan langka ini.
“Ini pengalaman yang luar biasa! Saya tidak pernah membayangkan ada begitu banyak makna di balik sebilah keris. Ritual jamasan sangat sakral dan indah,” kata Anouk , seorang turis dari Perancis.
Senada dengan Anouk , Giulia wisawatan dari Italy yang ikut dalam rombongan tersebut, dia sangat berkesan melihat keris karena melihat pamor di bilah keris.dan saya baru pertama kali memegang keris ini ujar Giuela.
Para wisatawan diajak untuk mengenal lebih dekat berbagai jenis keris dari koleksi paguyuban. dengan bantuan tour guide atau penerjemah dari Omah Sinau Gesang Lumajang, setiap detail tentang dapur (bentuk), pamor (motif pada bilah), hingga ricikan (bagian-bagian keris) dijelaskan dengan gamblang. Mereka tampak antusias menyimak cerita di balik setiap keris yang tidak hanya berfungsi sebagai senjata, tetapi juga sebagai simbol status, spiritualitas, dan identitas budaya Jawa. (Ananda Kenyo)






















