
Timika, Papua Tengah – Sebuah Ibadah Rekonsiliasi bersejarah bagi umat Katolik Suku Amungme berlangsung dengan khidmat di Distrik Agimuga, Timika, pada Rabu (3/12/2025). Ibadah yang dipimpin langsung oleh Uskup Timika, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA, ini bertujuan membangun kembali tali persaudaraan yang sempat putus dan menatap masa depan bersama dengan penuh harapan.
Ibadah yang berjalan tertib dari awal hingga akhir ini, yang bertempat di Agimuga, Aramsulki, diikuti oleh masyarakat Agimuga. makna mendalam dari rekonsiliasi itu sendiri. Dalam khotbahnya, Uskup Bernardus menjelaskan, “Re-konsiliasi” berasal dari kata ‘Re’ yang berarti kembali, dan ‘Konsiliare’ yang berarti memperbaiki, membangun, atau menata.
“Ibadah Rekonsiliasi ini artinya kembali memperbaiki atau membangun menata yang telah putus, rusak, yang telah mati agar hidup kembali,” ujar Uskup Bernardus. Beliau menekankan bahwa ibadah ini adalah momentum untuk membangun kembali silaturahmi, memulihkan persatuan, saling memaafkan, dan bahu-membahu membangun masa depan dengan saling menghormati. “Dengan demikian, Suku Amungme akan sukses di masa depan dan meraih masa depan yang lebih baik,” pesannya.
Tanggal 3 Desember 2025 tidak hanya tercatat sebagai hari penyelenggaraan Ibadah Rekonsiliasi pertama kali dengan Misa bagi Suku Amungme, tetapi juga bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun masuknya Gereja Katolik ke tanah Agimuga.
Uskup Bernardus sebagai pembimbing rohani. Dalam pesannya, beliau juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga keutuhan. “Jangan mudah di propaganda oleh pihak luar yang masuk ke Agimuga kemudian memecah belah kehidupan masyarakat,” imbau Uskup. Beliau berharap melalui ibadah ini, masyarakat dapat saling memaafkan, hidup damai berdampingan, dan bersama-sama membangun serta menata Agimuga menuju kesuksesan dan kedamaian.
Ibadah Rekonsiliasi ini merupakan bagaimana langkah konkret untuk menyembuhkan luka, mengikis dendam masa lalu, dan memperkuat fondasi sosial-budaya masyarakat Agimuga berdasarkan nilai-nilai kasih dan pengampunan. Acara ini diharapkan menjadi titik awal baru bagi terciptanya kehidupan yang lebih harmonis dan fokus pada pembangunan bersama di tanah Amungsa Gunung Nengkawi.








