Timika, Siasat.id – Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Mimika mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) setempat untuk melakukan pengawasan ketat pada program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Desakan ini disampaikan menyusul rentetan kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di sejumlah sekolah di berbagai daerah dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan data yang dihimpun CNN, setidaknya lebih dari 500 siswa dari berbagai jenjang pendidikan dilaporkan mengalami keracunan usai mengonsumsi MBG.
“Kami mulai memberikan peringatan sejak dini kepada semua pihak yang terlibat dalam MBG di Kabupaten Mimika. Kita harus melihat dan belajar dari setiap kejadian di daerah lain. Jangan sampai terjadi di Kabupaten Mimika,” tegas Ketua Cabang GMNI Mimika dalam pernyataan tertulisnya, Christo Toffy, Kamis (18/9/2025).
Lonjakan kasus keracunan MBG terjadi secara nasional. Di Trikora Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, sebanyak 251 siswa dari 2 SD dan 2 SMA dilarikan ke RSUD setempat. Hingga berita ini diturunkan, 78 orang di antaranya masih menjalani perawatan.
Sehari sebelumnya, Selasa (16/9), 37 siswa dari SMA Negeri 7 dan SD Hidayatullah di Baubau, Sulawesi Tenggara, juga mengalami keracunan. Sementara di Semin, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 19 siswa dari tiga sekolah menjadi korban pada Senin (15/9).
Pada Rabu (17/9), dua insiden terpisah terjadi. Belasan siswa SMAN 2 Lamongan, Jawa Timur, dan sekitar 100 siswa di Empang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit dengan keluhan mual, muntah, dan pusing. Kejadian serupa juga melanda 94 siswa di Kecamatan Kadungora, Garut, Jawa Barat.
GMNI Mimika menilai respons BGN pusat yang kerap menyatakan akan mengevaluasi setiap kejadian dinilai tidak lagi memadai. Mereka mendesak BGN Kabupaten Mimika untuk turun langsung dan memberikan perhatian serius kepada dapur-dapur penyedia MBG.
“Mungkin BGN hanya melihat angka korban keracunan yang mencapai ‘cuma’ ratusan, dibandingkan dengan 20-an juta penerima manfaat, sehingga dianggap hanya ‘kecelakaan’ kecil semata. Padahal kecelakaan itu menimpa manusia,” imbuhnya. GMNI menekankan perlunya pendekatan yang lebih manusiawi dan preventif.
GMNI MIMIKA dalam waktu dekat akan mengunjungi Perwakilan BGN( Badan Gizi Nasional) Kabupaten Mimika untuk mendapatkan tanggapan resmi atas desakan ini. “Agar Kabupaten Mimika siap memberikan penanganan jika hal ini terjadi di Kabupaten Mimika. Harapan kami semoga tidak terjadi, kata Bung Christo Toffy.
Program Makanan Bergizi Gratis merupakan program nasional yang bertujuan meningkatkan asupan gizi anak sekolah. Namun, rentetan kejadian ini menyoroti urgensi pengawasan yang lebih ketat dalam proses pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan penyajiannya untuk memastikan keamanan pangan bagi jutaan penerima manfaatnya.