Timika, Siasat ID – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Timika (UTI) mengecam keras insiden penembakan oleh aparat keamanan di Intan Jaya pada Selasa, 13 Mei 2025, yang mengakibatkan empat warga sipil tewas dan lima lainnya luka-luka. Ketua BEM UTI mendesak Pemerintah Kabupaten Intan Jaya untuk segera menarik pasukan TNI dan Polri—baik organik maupun non-organik—dari wilayah tersebut guna mencegah korban lebih lanjut.
Insiden ini menewaskan empat orang, sementara lima korban lainnya mengalami luka tembak. Tiga warga yang terluka parah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Timika untuk mendapatkan perawatan intensif.
Berikut identitas korban yang masih dirawat:
- N.W.(22 tahun, laki-laki) – Luka tembak menembus lengan.
- M.J. (5 tahun, anak-anak) – Luka di daun telinga.
- J.J. (28 tahun, perempuan) – Luka tembak di lengan dan dada.
Sementara itu, dua korban lain masih bertahan di Intan Jaya dengan kondisi luka yang belum jelas penanganannya.
Dalam pernyataan resminya, Ketua BEM UTI menyatakan, “Kami menuntut Bupati Intan Jaya, Bapak Aner Maiseni, segera menarik seluruh personel TNI dan Polri dari wilayah Intan Jaya. Operasi keamanan yang berujung pada korban sipil tidak dapat dibenarkan. Masyarakat hidup dalam ketakutan, dan kami meminta pertanggungjawaban negara dalam kasus ini,” ucap Ketua BEM UTI, Yoki Sondegau (16/5/2025).
BEM UTI juga mendesak pemerintah pusat dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk segera melakukan investigasi independen guna mengungkap fakta di balik insiden tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Bupati Intan Jaya maupun pihak kepolisian setempat. Namun, sumber internal menyebutkan bahwa situasi di Intan Jaya masih tegang, dengan warga khawatir akan terjadi operasi lanjutan.
Sejumlah LSM dan gereja setempat mulai menggalang bantuan medis serta pendampingan hukum bagi korban. Mereka juga mendesak agar dialog damai segera dilakukan untuk mencegah eskalasi konflik.
BEM UTI berencana menggelar aksi solidaritas dan pengumpulan donasi untuk korban, serta akan memperjuangkan kasus ini hingga ke tingkat nasional jika tidak ada tindakan nyata dari pemerintah.
(informasi dihimpun dari BEM UTI, RSUD Timika, dan saksi setempat)