
Timika – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru yang kerap digaungkan sebagai “Desember Damai,” GMNI Cabang Mimika menyoroti kegagalan aparat keamanan dalam menciptakan rasa aman bagi warganya. Sorotan ini muncul menyusul penemuan mayat di area SP 1, yang dinilai bukan sebagai insiden tunggal, melainkan bagian dari pola kekerasan yang berulang setiap tahun.
Dalam pernyataannya pada (29/11/2025), Bung Simon Haluk, salah satu kader GMNI, menyatakan kekecewaannya yang mendalam. “Kami miris dengan kinerja pemerintah daerah dan kepolisian. Janji ‘Desember Damai’ seperti hanya menjadi slogan, sementara di lapangan, ancaman begal, jambret, dan bahkan pembunuhan terus merajalela,” ucapnya dengan nada prihatin.
Harapan masyarakat, menurut Simon, sangat sederhana: kehadiran negara yang nyata. “Kami, masyarakat kecil, hanya meminta pemerintah dan kepolisian lebih aktif dan serius dalam menjaga stabilitas Mimika. Ini adalah rumah kita bersama, tetapi kondusivitasnya terus digerogoti oleh kejahatan yang sebenarnya bisa dicegah,” tambahnya.
Simon juga menekankan bahwa penanganan yang lamban dan hukuman yang tidak memberi efek jera adalah akar masalahnya. Ia mendesak aparat untuk tidak hanya bereaksi, tetapi bertindak pro-aktif. “Polisi harus segera meringkus pelaku kekacauan di Timika ini. Hukum pelaku dengan berat tanpa kompromi. Hanya dengan begitu kita bisa memutus siklus kekerasan yang terjadi dari tahun ke tahun dan memberikan efek jera yang nyata,” tegasnya.
Tanpa tindakan tegas dan perubahan strategi yang konkret, “Desember Damai” tahun ini dikhawatirkan hanya akan menjadi repetisi kelam dari tahun-tahun sebelumnya.








