Yogyakarta, Siasat ID – Tim penelitian dosen Universitas Negeri Malang (UM) melakukan kegiatan penelitian untuk mendorong pembangunan tata kota yang berkelanjutan berbasis kearifan lokal pada Selasa, 27 Mei 2025. Penelitian ini bertujuan untuk memotret nilai sumbu filosofis Yogyakarta yang dijadikan ispirasi dalam pembuatan model pengembangan tata kota berkelanjutan. Sehingga pengembangan tata kota di Indonesia tidak hanya dilakukan dengan tujuan kemajuan kota, akan tetapi selalu memegang prinsip filosofi yang berakar pada nilai budaya lokal.
Sumbu filosofis Yogyakarta merupakan model tata kota berkelanjutan yang masih terawat sampai hari ini, bahkan sumbu filosofis Yogyakarta telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 18 September 2023 sebagai warisan budaya dunia. Sumbu filosofis Yogyakarta menghubungkan antara Gunung Merapi, Tugu Golong Gilik, Keraton, dan Pantai selatan merupakan bentuk manifestasi nilai Ketuhanan, manusia, dan alam.
Sumbu filosofis Yogyakarta merupakan bentuk tata kota yang syarat akan nilai spiritual dan keseimbangan dalam kehidupan, struktur pembangunan kota yang ada di wilayah Yogyakarta tidak hanya membicarakan soal tata ruang geografis, akan tetapi juga merupakan cerminan padangan hidup masyarakat Yogyakarta. Nilai sumbu filosofis inilah yang dijadikan sebuah inspirasi oleh tim peneliti dosen Universitas Negeri Malang dalam mengembangkan model ketahanan wilayah.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menghimpun data penelitian dengan melakukan wawancara dengan berbagai pihak terkait, serta dokumentasi dan observasi dengan melaksanakan laku mulai dari Pantai Parangkusumo, Keraton Yogyakarta, Tugu Golong Gilik, serta mengunjungi Gunung Merapi.
Mifdal Zusron Alfaqi sebagai ketua peneliti menyampaikan bahwa pendekatan pembangunan kota modern dan berkelanjutan harus didasarkan pada nilai tradisional guna menciptakan sistem wilayah yang adaptif dan tahan akan setiap tantangan krisis kota baik berupa bencana alam, perubahan iklim maupun isu diprupsi sosial. Yogyakarta sebagai daerah istimewa harus dijadikan teladan untuk kota-kota lain di Indonesia bagaimana mengatur tata ruang kota berkelanjutan yang dibangun atas dasar nilai filosofi yang luhur.



“Hasil akhir dari model ketahanan wilayah yang dikembangkan nantinya akan dituangkan dalam bentuk dokumen akademik dan model visual yang dapat digunakan dalam menambah kajian akademik kewarganegaraan dan sebagai acuan pengembangan tata kota berkelanjutan,” ujar Mifdal, Jumat (30/5/2026).
Produk yang dibuat juga akan diseminarkan dalam kegiatan seminar nasional dan internasional, ditulis dalam jurnal, serta didaftarkan dalam Hak Kekayaan Intelektual hasil penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk kontibusi aktif civitas akademika perguruan tinggi dalam pembangunan tata kota berkelanjutan, sehingga setiap pembanguanan kota di Indonesia didasarkan pada nilai kearifan lokal menuju masa depan yang tangguh dan berkelanjutan.