Rivaldi Ihsan, Ethnomusicologist dan dosen di Universitas Teknologi Sumbawa.
Saat saya mendengar cerita tentang pulau Sumbawa langsung rekaman memori nostalgia dibenakku mulai kembali teringat peristiwa saat duduk dibangku sekolah dasar di Kota Batam, yaitu mendengar iklan radio yang selalu mempromosikan khasiat dari susu kuda liar Sumbawa untuk pengobatan beragam penyakit manusia.
Rasa penasaran semakin dalam ketika sudah bekerja dan berdomisili di Sumbawa Besar tepatnya dipertengahan Juni tahun 2021. Pada hari pertama saya berangkat kerja menuju kampus Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Samawa Rea (IISBUD) saat ini merger menjadi Universitas Teknologi Sumbawa ( UTS) lalu bertemu dengan kolega-kolega baru asli etnis Samawa dan sebagainya, lalu mereka bercerita tentang seni, budaya, dan kuliner khas Sumbawa.
Salah satu cerita yang menarik dari kolega tersebut, ialah minuman tradisional khas Sumbawa yaitu susu kuda liar Sumbawa, siapa yang tak kenal susu kuda liar Sumbawa, hampir seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat mengetahui khasiat susu kuda liar bagi tubuh manusia. Khasiat dari susu kuda inilah membuat orang-orang untuk selalu membeli susu termasuk saya yang ingin segera menikmatinya dan merasakan khasiatnya bagi tubuh.
Kenapa bisa dinamakan susu kuda liar, sementara kuda-kuda itu sebenarnya mempunyai pemiliknya dipelihara. Dari hasil wawancara salah seorang pemilik kuda yaitu Andri mengatakan bahwa kuda-kuda itu sebenarnya hanya dilepas di tanah lapang bisa di kebun ataupun lahan bekas panen padi atau bekas lahan panen jagung, terkadang bisa juga diikat di batang pohon. Walaupun dilepas kuda-kuda tersebut tetap mengetahui siapa pemiliknya hal ini disebabkan kuda-kuda itu sudah dirawat sejak dini sehingga kedekatan emosional di antara pemilik sangat kuat sekali.
Sejarah Kuda Sumbawa
Sejarah nenek Moyang kuda pertama ditemukan ialah Hyracotherium yang dikenal sebagai Eophippus di Amerika, ditemukan dalam fosil 50 juta tahun yang lalu di wilayah Amerika Utara, dan hal yang sama juga ditemukan di wilayah Eropa. Keturunan Hyracotherium ada 50 hingga 38 juta tahun yang lalu, tetapi masih merupakan hewan hutan yang belum berkembang, fosilnya berukuran domba, tingginya sekitar 60 cm, panjangnya sekitar 89 inci atau 20 cm, dengan empat jari di kaki depan dan tiga jari di kaki belakang (Blakely dan Bade 1998).
Sementara itu, sejarah kuda di Indonesia sejak berdirinya kerajaan Hindu dan Budha pada abad ke-7 Masehi. Kerajaan-kerajaan ini memiliki armada maritim yang kuat sehingga mempercepat usaha perkembangbiakan dan penyebaran kuda ke seluruh wilayah Indonesia mulai dari Pulau Jawa sampai Sulawesi bahkan ke pulau-pulau kecil lainnya (Maswarni dan Nofiar 2014).
Indonesia memiliki jenis kuda dengan tipe kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. Kuda tersebut merupakan sebagian keturunan dari kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab. Kuda-kuda yang ada di Indonesia memiliki darah hangat (warmblood) disebabkan Indonesia memiliki iklim tropis yang mengakibatkan kuda-kuda lokal Indonesia memiliki badan yang kecil dibandingkan dengan kuda–kuda yang memilik darah panas (hotblood) dan darah dingin (coldblood). Pada umumnya kuda yang ada di Indonesia memiliki tinggi berkisar 1,15-1,35 meter. Bentuk kepala pada umumnya lebih besar daripada kuda Arab, wajah rata, tegak, sinar mata hidup serta daun telinga kecil. Dilihat dari beberapa cirinya kuda lokal Indonesia termasuk kuda poni (Edward, 1994)
Cara Mendapatkan Susu Kuda yang Berkualitas
Andri seorang petani sekaligus peternak kuda yang berasal dari desa penyaring Sumbawa Besar sudah lama menekuni dan membesarkan dunia perkudaan. Ia pun sudah sering memenangkan perhelatan pertandingan pacuan kuda yang sering diselenggarakan di Sumbawa. Tak jarang ia selalu mendapat tawaran tinggi dari orang-orang yang hobi pacuan kuda, bahkan kudanya pernah dihargai sampai 100 jutaan. Bagi masyarakat Samawa sudah menjadi gengsi tersendiri jika seeokor kuda menjadi sang juara maka harga jualnya akan tinggi bagi para penggila hobi pacuan kuda.
Biasanya kuda-kuda yang ada di Sumbawa dirawat oleh pemiliknya bagaikan seorang anak sendiri. Perlakuan ini dapat dilihat dari rutinitas memperhatikan makanan dan vitamin setiap hari pada pagi hari dan sore. Perawatan kuda ini bertujuan untuk menghasilkan kuda yang dapat berpacu tinggi sehingga menjadi sang juara pada setiap momen perlombaannya. Selain itu, penyebab kuda lebih mahal dari pada perawatan sapi ataupun kerbau ialah dari segi perawatan yang meliputi; Jamu khusus bisa dari telur bebek dicampur dengan gula merah dan nutrisi makanan yang khusus dibuat oleh pemiliknya agar kuda tersebut dapat berpacu dengan kuda-kuda lain sehingg menang saat pertandingan.
Selain perawatan di atas, ada juga beberapa perawatan lain sehari-hari yang meliputi memandikan kuda menggunakan air hangat, lalu memakai sampo, bahkan dipijitin apabila habis lari agar tubuh kuda fit kembali, selain itu juga menggunakan air cabe sebagai penghat tubuh agar kuda hangat kembali, ibarat manusia yang menggunakan balsem saat pegal-pegal. Seorang pemilik kuda biasanya mengeluarkan uang untuk membiayai transportasi, joki, pendaftaran, konsumsi, dan sandro, partisipasi pada momen pertandingan pacuan kuda dapat mengeluarkan uang saku sekitar lima sampai enam juta rupiah.
Pengertian sandro bagi etnis samawa ialah seseorang yang diyakini memiliki kekuatan magis yang dapat menjaga dan melindungi, joki dan kuda saat berpacu di arena pertandingan, terkadang dalam setiap momen pertandingan pacuan kuda tiba-tiba ada kuda tiba-tiba berhenti atau joki tidak dapat melihat seperti mata tertutup. Bagi masyarakat samawa seorang pemilik kuda budaya sandro sudah menjadi hal yang wajar bahkan wajib memiliki seorang sandro. Ciri-ciri sandro biasanya orang-orang tua yang sudah berumur tentunya memiliki pengalaman dalam dunia sandro biasanya hanya diketahui oleh seorang pemilik kuda saja.
Memerah Susu Kuda
Biasanya pemerahan susu kuda dilakukan pada pagi hari ataupun di sore hari oleh pemiliknya langsung, adapun cara memerah susu kuda ialah mengingat pada sebatang pohon kuda betina yang usai melahirkan atau sedang menyusui, lalu memerah dengan menggunakan wadah sebagai penampungan air susu kuda, biasanya pemerahan susu kuda sampai usia anak kuda delapan bulan masih dapat diperah, hasil pemerahan biasa satu hingga tiga liter.
Dian seorang penjual susu kuda juga menyatakan bahwa susu kuda Sumbawa sangat banyak peminatnya dari luar kota Sumbawa. Para pelanggang itu salah satunya berasal dari Kota Surabaya yang menyakini bahwa khasiat susu kuda Sumbawa langsung terasa di dalam di tubuh manusia jika diminum secara rutin dengan cangkir kecil satu kali sehari. Harga satu botol susu kuda berukuran 600 ml ialah empat puluh ribu sampai lima puluh ribu.
Karakteristik susu kuda sumbawa ialah encer, berwarna putih, beraroma khas, dengan rasa yang asam. Rasa asam pada susu tersebut merupakan akibat dari adanya bakteri asam laktat (Hakim et al: 2013). Komposisi kimia utama komoditas ialah laktosa sebesar 6.48%, protein sebesar 1.81%, dan lemak sebesar 1.67%. Kandungan nutrisi tersebut berpengaruh terhadap komunitas mikroba di dalamnya. Bakteri asam laktat, khususnya Lactobacillus, merupakan kelompok yang dominan ditemui dalam susu kuda liar sumbawa dan merupakan jenis bakteri probiotik yang dikenal aman bagi tubuh (Anika Prastyowati: 2021).
Masyarakat Sumbawa menyakini khasiat susu kuda dapat menyembuhkan; kanker, leukemia, paru-paru basah, tipes, hingga dapat meningkatkan vitalitas pria. Susu kuda memiliki gizi yang mirip dengan air susu ibu, susu kuda dapat menjadi pengganti ASI, tujuannya ialah untuk meningkatkan kekuatan dan kekebalan bayi yang lahir. Selain itu, susu kuda liar juga bermanfaat untuk perawatan kulit kandungan laktoferin di dalamnya bisa melembabkan kulit meregenerasi kulit bahkan meremajakan kulit.