• Latest
  • Trending
  • All
Mak Lenggang

Mak Lenggang Maestro Musik Etnis Tukang Saluang Minangkabau Sumatera Barat

Januari 22, 2025
Perkuat Basis Desa dan Lobi Kultural, Aliansi Pejuang PPS Susun Ulang Strategi

Perkuat Basis Desa dan Lobi Kultural, Aliansi Pejuang PPS Susun Ulang Strategi

November 6, 2025
Dukung Penghijauan Lokasi Wisata Mile 21, Enviromemntal PTFI Bantu 2000 Pohon

Dukung Penghijauan Lokasi Wisata Mile 21, Enviromemntal PTFI Bantu 2000 Pohon

November 5, 2025
Kepala Kampung Nawaripi Redam Ketegangan, KBM SMAN 1 Mimika Aman Tanpa Gangguan

Kepala Kampung Nawaripi Redam Ketegangan, KBM SMAN 1 Mimika Aman Tanpa Gangguan

November 5, 2025
Harga Pupuk Bersubsidi Turun 20 Persen, Kadis Pertanian Sumbawa Imbau Petani Segera Ketahui Perubahan Harga

Harga Pupuk Bersubsidi Turun 20 Persen, Kadis Pertanian Sumbawa Imbau Petani Segera Ketahui Perubahan Harga

November 3, 2025

Kodim 1710 Mimika Gelar Pendalaman Materi Mountaineering dalam Rangka HUT ke-18 Satuan Karya Wira Kartika

November 2, 2025
Advokat Ahmadul Kosasih, S.H Tegaskan: “Intan Bulaeng Harus untuk Sumbawa, Bukan Dibawa ke Tempat Lain”

Advokat Ahmadul Kosasih, S.H Tegaskan: “Intan Bulaeng Harus untuk Sumbawa, Bukan Dibawa ke Tempat Lain”

November 2, 2025
NasDem dan Pemprov Jatim Sepakat Perkuat Sinergi Menuju Jawa Timur Maju

NasDem dan Pemprov Jatim Sepakat Perkuat Sinergi Menuju Jawa Timur Maju

November 2, 2025

Ketua KNPI Mimika Apresiasi Keputusan MKD, Sebut Rahayu Saraswati Layak Kembali Jalankan Mandat Rakyat

Oktober 31, 2025
Kenapa Telur Kecoa Sulit Dibasmi dan Cepat Menetas?

Kenapa Telur Kecoa Sulit Dibasmi dan Cepat Menetas?

Oktober 30, 2025
Gerakkan Ekonomi Desa, Keraton Langit Corporation dan UD Al Hikmah Gelar Bazar Pertanian

Gerakkan Ekonomi Desa, Keraton Langit Corporation dan UD Al Hikmah Gelar Bazar Pertanian

Oktober 26, 2025
Demo di Polda dan Kejati, GERPOSI: Tangkap dan Adili Gubernur NTB Lalu Iqbal

Demo di Polda dan Kejati, GERPOSI: Tangkap dan Adili Gubernur NTB Lalu Iqbal

Oktober 25, 2025

Pemuda dan Warga Kampung Kimbeli Gelar Kerja Bakti dan Sosialisasi Dukung Program Pemerintah

Oktober 24, 2025
  • Pengelola
  • Pedoman Pemberitaan
Jumat, November 7, 2025
  • Login
Siasat
  • Home
  • Peristiwa
  • Nusantara
  • Ekonomi Bisnis
  • Budaya
No Result
View All Result
Siasat
No Result
View All Result
Home Budaya

Mak Lenggang Maestro Musik Etnis Tukang Saluang Minangkabau Sumatera Barat

in Budaya
0
Mak Lenggang

Mak Lenggang

24
SHARES
269
VIEWS
Share on FacebookShare on Whatsapp

oleh Rivaldi Ihsan

Siapa yang tidak mengenal instrumen musik tiup saluang, hampir seluruh masyarakat Minangkabau mengetahui Saluang melalui pertunjukan bagurau yaitu bentuk seni pertunjukan sastra lisan dengan alat musik tiup Saluang. Saluang merupakan alat musik golongan aerofone berarti alat musik yang bersumber bunyi dari getaran udara. Hampir seluruh seniman tradisi maupun seniman akademisi di Sumatera Barat memanfaatkan instrumen Saluang sebagai media untuk menghasilkan karya seni musik tradisi maupun seni musik modern masa kini. Selain itu pertunjukan musik Saluang sering dipertunjukkan pada perhelatan baralek, atau perhelatan adat istiadat Minangkabau, dan perhelatan-perhelatan pemerintahan.

RelatedPosts

Jelang Natal, Tokoh Adat dan Warga Kimbeli Gelar Doa Bersama untuk Keamanan

Jelang HUT Ke-74 Theofani, Seluruh Elemen Masyarakat Mimika Diajak Sukseskan Perayaan

Desa Wisata Kampung Paife Diresmikan, Wujudkan Perlindungan Adat dan Pemberdayaan Masyarakat Kamoro

Begitu banyak seniman tradisi tukang Saluang Minangkabau Sumatera Barat. Salah satu tokoh maestro Saluang Sumatera Barat yang memiliki jam terbang yang tak terhingga baik ditingkat Nasional maupun Internasional ialah Muhammad Halim atau dengan panggilan akrab Mak Lenggang. Mak lenggang lahir pada tanggal 30 Desember 1963 Dilasimudo Kecamatan IV Angkat Andung Kabupaten Agama Sumatera Barat. Mak lenggang mewarisi darah seni dari pihak ibu yang memiliki hobi memainkan Saluang, namun tidak dipertunjukan pada acara perhelatan masyarakat Minangkabau hanya sebatas hobi saja untuk mengisi kekosongan ketika berada di rumah, dijelaskannya.

Jati diri sebagai seniman tukang Saluang telah dirasakan Mak lenggang saat masih dibangku sekolah dasar dengan rasa ingin tahu untuk mempelajari Saluang sejak kelas lima SD. Pada awalnya Mak Lenggang tertarik pada alat musik Sarunai yang terbuat dari batang padi. Ia pun membuatnya sendiri tanpa bantuan orang lain kemudian mempelajari organologi (ilmu mempelajari alat berdasarkan sumber bunyi, cara memainkan, dan fungsinya). Ia mempelajari Sarunai secara autodidak atau keahlian belajar sendiri dari orang-orang tua terdahulu yang berada di Kampungnya. Cara ia belajar ialah melihat dan mendengarkan seniman-seniman itu kemudian mempraktekkannya. Sejak Mak Lenggang merasa mahir dalam membuat Sarunai serta meniup Sarunai dengan teknik salisihhango (meniup panjang tanpa putus-putus) secara autodidak. Ia pun merasa kurang puas sebab nada yang dihasilkan dari permainan Sarunai sangat terbatas, sehingga membuat rasa penasaran terus bertambah ingin mengekplorasi kembali alat musik tiup yaitu Saluang.

Ketika kelas enam SD Mak lenggang mulai tertarik pada alat musik tiup Saluang. Ia pun belajar membuat alat musik Saluang secara autodidak dengan cara melihat dan memperhatikan seniman-seniman Saluang senior yang berada di Nagarinya. Dari situlah ia merasa kecocokan dengan alat musik Saluang. Di mana Saluang dapat menghasilkan tangga nada yang lebih bervariasi bisa diatonis ataupun pentatonis yang berkembang di masyarakat Minangkabau. Namun, Mak lenggang menjelaskan sesungguhnya tangga nada Saluang itu sesuai dengan modal system rasa musikal dari si tukang Saluang bukan tangga nada diatonis dan pentatonis.

Saat ini usia Mak Lenggang lima puluh enam tahun dengan kematangan musikal bermain Saluang. Hal ini terbukti ia masih aktif dalam berkesenian baik sebagai dosen Karawitan di ISI Padang Panjang maupun sebagai maestro musik Minangkabau. Hal ini terbukti eksistensi Mak Lenggang sebagai maestro musik Minangkabau diapresiasi dikalangan akademisi dan dikalangan seniman tradisi di Sumatera Barat. Adapun yang penyebabkan bertahannya eksistensi Mak Lenggang sebagai berikut; konsep musiknya sesuai dengan kebutuhan pertunjukannya. Apabila suatu pertunjukan membutuhkan pertunjukan musik tradisi Saluang Minangkabau, maka ia akan bermain musik tradisi Minangkabau. Namun, apabila suatu pertunjukan membutuhkan penyajian pertunjukan musik eksperimental dan world music maka ia akan menyajikan pertunjukan musik sesuai dengan konsep kebutuhan permintaan si pemilik pertunjukan.

Untuk metode penciptaan konsep musik Mak Lenggang mengadopsi konsep musik minimalis atau musik sederhana, baru dan pengaruhi musik etnis (DieterMack, 2009: 268). Salah satu karya dari berbagai macam karya musik Mak Lenggang ialah musik minimalis yang merupakan karya tugas akhir S2 Penciptaan Seni Musik Nusantara berjudul “sikembar dalam copy’an” pada tahun 2007 di ISI Surakarta. Lahirnya karya “sikembar dalam copy’an” melalui fenomena pengalaman kegelisahan Mak Lenggang bermain Saluang selama pertunjukan bagurau. Di mana tukang dendang yang tidak dapat mengikuti nada-nada tukang Saluang, sehingga tukang Saluang yang selalu berusaha mengikuti nada-nada vokal tukang dendang, dari situlah awal lahirnya karya “sikembar dalam copy’an”.

Setelah fenomena pengalaman kegelisahan tadi, maka Mak Lenggang menentukan ide karya penciptaan musik lalu menentukan tukang atau pemusik sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi kebutuhan pertunjukan musik minimalis. Pertunjukan musik “sikembar dalam copy’an” cukup menarik perhatian penguji sebab Mak Lenggang tampil seorang diri dengan menggunakan proyektor. Rekaman proyektor itu merupakan rekaman vokal dendang Mak Lenggang yang diiringi oleh Saluang Mak lenggang pada saat pertunjukan berlangsung. Peristiwa ini menarik perhatian penguji sebab inovatif, biasanya pertunjukan itu selalu banyak pemusiknya namun ia hanya seorang diri, dijelaskannya.

Sebagai seniman maestro musik Mak Lenggang menyadari bagaimana perkembangan dan kebutuhan musik di masyarakat Sumatera Barat. Maka ia pun harus bisa menyesuaikan pada konsep pertunjukan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seniman itu boleh idealis, namun harus tahu ruang dan waktunya. Misalnya ketika ia diajak oleh teman-temannya bermain musik tradisi maka yang dimainkan ialah dendang tradisi. Namun apabila ia diajak untuk memainkan musik eksperimental atau world music, maka ia meminjam konsep musik Barat dalam pertunjukannya. Selain itu, ia juga sering diajak oleh teman-temannya untuk menciptakan musik tari atau bermain Saluang dangdut.

Sementara dari segi para penikmat penonton pertunjukan permainan Saluang Mak Lenggang pada pertunjukan bagurau mengetahui ciri khas dari karakter permain Saluangnya. Adapun karekter permainan itu seperti baganto-ganto (bercakap-cakap), permainan singkop (ketukan up beat) pada nada Saluang, stakato (serangakain nada pendek-pendek atau putus-putus), dan interlocking (saling menjalin) bersama tukang dendang. Karakter Saluang Mak Lenggang lebih terasa lagi pada sai (sayatan) melodi permainan bunyi Saluang yang paling disukai oleh pendengarnya. Selain itu ada juga penikmat yang lebih menyukai teks dendang sesuai dengan pengalaman pribadi penonton di dalam kehidupan sosial sehari-hari masyarakat Mingkabau. Terkadang ada juga penonton bagurau yang menetiskan air mata selama pertunjukan hal ini disebabkan pesan teks dendang mewakili perasaan si penonton.

Tags: SaluangSumatera Barat
Share10SendShare
Siasat ID

Siasat ID

surel: siasatindonesia [at] gmail.com

Siasat

Copyright © 2023 Siasat.ID.

Navigate Site

  • Pengelola
  • Pedoman Pemberitaan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Nusantara
  • Ekonomi Bisnis
  • Budaya

Copyright © 2023 Siasat.ID.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In